Sekelompok Orang Utan hidup bahagia di pedalaman hutan tropis Kalimantan. Dikelompok Orang Utan itu ada tiga Orang Utan remaja bernama Ut-Ut, Tan-Tan,dan Oetan yang bersahabat sejak mereka bayi. Mereka gemar bercengkerama dan bergelayutan dari pohon ke pohon.
Sesekali mereka saling bertengkar namun kembali berbaikan,tidak sampai merusak persahabatan mereka. Pada suatu pagi yang berembun, kawanan Orang Utan itu terkejut merasakan guncangan dan mendengar suara geraman yang begitu besar di sekitar tempat tinggal mereka.
“Kraakk,Kraaakk,bummm..”, suara keras makin mendekatke tempattinggal mereka.
Pohon-pohon yang biasa mereka gelayuti satu persatu rebah ke tanah oleh mahkluk yang mengeluarkan geraman.
Awalnya kawanan Orang Utan itu terkesima,dan cuma menatapi pohon-pohon yang rebah itu. Namun setelah tersadar,pemimpin kawanan Orang Utan akhirnya berangkat menjauhi tempat tersebut dan mulai diikuti sebagian kawanannya.
Oetan ternyata tak mau mengikuti pemimpinnya meninggalkan tempat tersebut. Oetan tak mau tinggal diam melihat tempat tinggalnya dirusak mahkluk lain. Ia berteriak-teriak marah,melempari mahkluk-mahkluk yang berjalan dengan dua kaki dari atas pohon . Awalnya makluk yang berjalan dengan dua kaki itu sedikit panik melihat keberanian Oetan. Namun saat Oetan sedang melempar mahkluk-mahkluk tersebut dengan ranting, tiba-tiba terdengar suara keras membahana..
“Duarrr….”
Seketika Oetan roboh dan jatuh dari pohon. Oetan tergeletak kaku!!
Tidak jauh darisana,Tan-Tan dan Ut-Ut melihat peristiwa Oetan tertembak . Mereka sangat sedih melihat sahabat yang mereka sayangi telah mati.
“Oetan..oetan..sahabatku,huhuhu…kenapa kau mati secepat ini”, ratap Tan-Tan
“Ayo Tan, mari cepat-cepat kita tinggalkan tempat ini..mahkluk-mahkluk itu terlalu berbahaya buat kita”, ajak Ut-Ut kepada Tan-Tan.
“Aku gak mau! Aku masih mau melihat sahabatku Oetan”, jawab Tan-Tan kepada Ut-Ut.
“Nanti kita bisa kembali lagi kesini,setelah mahkluk-mahkluk itu pergi.Sekarang kita pergi dulu dari sini , kita ikuti si Amang pemimpin kita ke atas bukit sana”, ajak Ut-Ut kepada Tan-Tan.
“Kamu saja pergi duluan Ut, aku masih mau disini”
“Kalau begitu aku pergi ke atas bukit duluan! Tan-Tan hati-hati ya dengan mereka! Aku tunggu kamu nanti diatas…”
Akhirnya si Ut-Ut bergegas meninggalkan si Tan-Tan dari tempat itu.
Tan-Tan yang masih bersedih terus menatapi si Oetan . Namun tanpa disadari Tan-Tan,tiba-tiba pohon tempat Tan-Tan berpijak roboh seketika ke tanah. Tan-Tan tidak sadarkan diri setelah itu. Yang Tan-Tan tahu kini dia ada ditempat berjeruji yang sangat sempit.
Dia hanya termenung saja di tempat itu. Dia tidak bisa bergelayutan kemana-mana lagi ditempat itu. Sesekali mahkluk-mahkluk yang telah membunuh sahabatnya Oetan memberi dia makanan yang dia tidak sukai.
Sementara diatas bukit sana si Ut-Ut dan kelompoknya lama menanti kedatangan si Tan-Tan. Namun hari demi hari si Tan-Tan tak kunjung datang. Ut-Ut dan kawanannya sendiri tak berani lagi kembali ke tempat tinggal mereka yang lama, karena mahkluk-mahkluk perusak dan pembunuh itu tidak kunjung meninggalkan tempat tinggal mereka yang dulu .
Tahun berganti,kini si Ut-Ut telah menjadi seorang ayah dari anaknya yang lucu. Ut-Ut hidup bahagia bersama kelompoknya diatas bukit yang kini mereka huni.
Hikmah Cerita:
* Bila ada bahaya besar terlihat di depan mata kita,segeralah menghindar dari bahaya tersebut,bukannya sok jagoan menantang bahaya besar tersebut (kisah si Oetan)
* Tak ada yang abadi di dunia ini! Kebahagiaan,kejayaan,kenangan indah bisa hilang dalam sekejap. Jangan larut terus dalam kesedihan bila melihat semua kejayaan kita hilang. Bila terus larut dalam kesedihan,niscaya kita akan menjadi orang yang terkungkung dalam kesedihan itu (kisah si Tan-Tan)
* Tetap berusaha dan percaya kepada TUHAN disaat kita mengalami kesulitan hidup. Niscaya TUHAN akan memberi jalan terbaik bagi hidupmu (kisah Ut-Ut)
0 komentar:
Posting Komentar