Senin, 30 Januari 2012

Masuk surga walaupun belum sholat




Menceritakan kepada saya Muhammad bin Abdurrahim, menceritakan kepada kami Syababah bin Sawwar al-Fazari, menceritakan kepada kami Israil dari Abu Ishaq, ia berkata: Saya mendengar al-Bara’ r.a. berkata: Seseorang dengan mengenakan perlengkapan tempur datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya bertanya, “Wahai Rasulullah, saya berperang dahulu atau masuk Islam?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Masuk Islamlah Engkau dahulu, kemudian berperanglah!” Lalu, lelaki tersebut menyatakan masuk Islam, kemudian ia berperang dan akhirnya gugur. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang orang itu: “Ia beramal sedikit, namun memperoleh upah yang banyak.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Shahihnya, Kitab al-Jihad wa as-Sair, bab ‘Amal Shalih Qabl al-Qitaal, no: 2808.
Syarh Ibnu Hajar tidak dapat memastikan siapa lelaki yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil mengenakan pakaian tempurnya ini. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari jalur Zakariya bin Abu Zaid dari Abu Ishaq, bahwasanya lelaki itu adalah salah seorang Shahabat dari kalangan Anshar, dari Bani Nabit. Beliau dikenal dengan nama Amru bin Tsabit bin Waqqasy, juga dikenal dengan Ashram bin Abdul Asyhal. Sedangkan Bani Abdul Asyhal adalah bagian dari kalangan Anshar, mereka adalah keturunan Aus, mereka berbeda dengan Bani Nabit.

Ibnu Ishaq mencantumkan sebuah riwayat dalam al-Maghazi tentang kisah Amru bin Tsabit dengan sanad yang shahih dari Abu Hurairah, ia bertanya: Beritahukan kepada saya tentang seseorang yang masuk Jannah tanpa pernah melaksanakan shalat sekalipun? Ia menjawab: “Dia adalah Amru bin Tsabit.”

Ibnu Ishaq berkata, berkata al-Hushain bin Muhammad: Saya bertanya kepada Mahmud bin Labid, “Bagaimana jalan ceritanya?”. Mahmud bin Labid menjawab, “Amru bin Tsabit adalah seseorang yang enggan memeluk Islam. Pada waktu perang Uhud, ia mengetahui berita (keberangkatan pasukan), lalu ia ikut dengan membawa pedangnya dan dan masuk dalam barisan kaum muslimin, kemudian ia bertempur sampai terluka. Ketika ia ditemukan oleh beberapa orang rekan-rekanya, mereka bertanya: Apa yang terjadi pada dirimu, demi membela kaummu (yang masih Musyrik) atau karena cinta terhadap Islam? Amru bin Tsabit menjawab: Ini semua karena saya mencintai Islam. Saya berperang bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, hingga pada akhirnya saya mendapatkan apa yang telah saya dapatkan ini. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang Amru bin Tsabit: Dia termasuk penduduk Jannah.”

Abu Dawud dan al-Hakim meriwayatkan sebuah hadits dari jalur Muhammad bin Amru dari Abu Salamah dari Abu Hurairah, “Dahulu Amru bin Tsabit adalah orang yang enggan memeluk Islam karena amal Ribanya pada masa Jahiliyah. Pada waktu perang Uhud, ia berkata kepada teman-temannya: “Dimana teman-teman saya yang lain?” mereka menjawab: Di Uhud. Lalu Amru bin Tsabit bergegas berangkat ke Uhud dengan membawa pedangnya sampai ia bersua dengan rekan-rekannya. Mereka bertanya: Apakah Engkau akan bergabung dengan kami? Amru bin Tsabit menjawab: “Saya sudah memeluk Islam.” Lalu ia berperang sampai luka-luka. Ia didatangi oleh Sa’ad bin Mu’adz seraya berkata: “Engkau keluar dari rumahmu dengan membawa kemarahan karena Allah dan Rasul-Nya.” Kemudian Amru wafat dan masuk Jannah, padahal ia tidak sempat melaksanakan shalat sekali pun.”

Untuk menggabungkan dua riwayat ini, bahwa orang-orang yang melihat Amru bin Tsabit dalam perjalanan dan bertanya: “Apakah Engkau akan bergabung dengan kami?” adalah sekumpulan orang yang tidak berasal dari kaumnya (bukan rekan-rekan yang dicarinya). Sedangkan kaumnya sama sekali tidak mengetahui keberangkatan Amru bin Tsabit ke medan Uhud, sampai mereka menemukannya dalam keadaan terluka di tengah-tengah pertempuran.

Jika kedua hadits ini dihubungkan dengan hadits yang dicantumkan oleh al-Bukhari dalam pembahasan ini, akan didapat kesimpulan: Bahwa, pertama-tama Amru bin Tsabit datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum berangkat ke medan Uhud, dan bertanya. Lalu ia masuk Islam, kemudian baru ia berangkat perang. Di tengah jalan ia bersua dengan orang-orang yang berkata kepadanya, “Apakah Engkau akan bergabung dengan kami?”.

Hadits tentang kisah Amru bin Tsabit ini dikuatkan oleh hadits lain yang berasal dari an-Nasa’i melalui jalur Zuhair bin Mu’awiyah dari Abu Ishaq, serupa dengan riwayat yang berasal dari Israil. Dalam riwayat ini, Amru bin Tsabit bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika saya berangkat dalam peperangan ini, lalu saya berperang sampai saya gugur, apakah saya akan masuk Jannah padahal saya belum pernah shalat sekali pun? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya.”
Hadits ini bermakna, terkadang pahala yang banyak bisa didapat dengan amalan yang sedikit sebagai bentuk keutamaan dan keistimewaan yang diberikan Allah.

Sebagaimana ucapan Abu Darda’: Wahai manusia, beramal shalihlah kalian sebelum berperang, karena sesungguhnya kalian berperang dengan amalan kalian.

Wallahu a’lam.

0 komentar:

© Kang Dadang 2012 | Blogger Template by Enny Law - Ngetik Dot Com - Nulis