Dari Abu Musa al Asy’ari berkata, Rasulullah bersabda, “ Wanita manapun yang memakai wewangian lalu lewat di hadapan orang banyak agar mereka mencium baunya, maka dia adalah pezina.” (HR an Nasa’i. dinilai hasan oleh Syaikh al Albani).
Jangan dikira, tulisan ini akan membahas kerasnya larangan bagi wanita memakai harum-haruman. Sebaliknya, tulisan ini justru mengajak wanita untuk melakukan hal sebaliknya, memakai minyak wangi. Lho kok bisa? Bisa. Makanya, simak dan jangan berhenti sebelum bertemu tulisan “wallahua’lam”.
Islam benar-benar menyumbat segala celah yang memungkinkan terjadinya zina. Interaksi pria-wanita diatur dalam tatanan paling beradab dan paling mulia. Menyumbat hingga celah-celah kecil yang dapat mengundang syahwat. Salah satunya, melarang wanita memakai minyak wangi di hadapan lelaki ajnabi (bukan mahram, bukan suami) sebagaimana hadits di atas. Pasalnya, memakai wewangian akan menambah daya goda wanita menjadi jauh lebih dahsyat. Imam Muhammad al Mabarkafuri dalam Tuhfatul Ahwadzi menjelaskan, “Wanita yang memakai minyak wangi -dihadapan lelaki ajnabi- disebut pezina karena wewangian dapat menyulut gejolak syahwat para lelaki, menarik perhatian dan pandangan mereka. Sedang yang terpancing melihatnya, maka dia telah berzina mata. Wanita itu menyebabkan terjadinya zina dan karenanyalah dia berdosa.” (VII/95).
Namun, apabila persoalan ini kita masukkan dalam frame pernikahan, frame suami dan isteri, hasilnya akan 180 derajat berbeda. Bingkai ini memang luarbiasa. Ada sekian banyak hal terlarang dalam agama, dosa besar dan bahkan bisa menyebabkan vonis mati terkait hubungan pria-wanita, bisa berubah menjadi sesuatu yang dianjurkan bahkan berpahala. Luar biasa bukan?
Salah satu contohnya berhubungan intim. Sama-sama nikmat, tapi yang satu dilaknat yang satu mendapat rahmat. Saat sahahabat keheranan, apakah melakukan hubungan intim dengan isteri berpahala? Pertanyaan ini dapat dimengerti karena biasanya pahala itu didapatkan dari sesuatu yang ada kaitanya dengan pengabdian kepada Allah atau pengorbanan harta dan jasa. Jarang-jarang ada amal yang sedemikian nikmat tapi juga berpahala. Rasulullah menjawab, bukankah jika dilakukan dengan pasangan yang tidak sah hasilnya dosa? Demikian pula jika dilakukan dengan pasangan sah, hasilnya adalah pahala.
Meski bukan bermaksud mengqiyaskan, tapi memakai minyak wangi juga demikian. Memanjakan hidung para lelaki dengan wewangian dan kecantikan hukumnya haram. Tapi menanjakan suami dengan keharuman hukumnya bukan cuma halal, tapi berpahala jika suami suka karenanya .
Apa yang disampaikan Imam Muhammad al Mabarkafuri tersebut memang benar dan terbukti secara ilmiyah. The Smell and Taste Treatment and Research Foundation, sebuah lembaga di Amerika yang meneliti tentang berbagai wewangian menyatakan bahwa sebagian besar pria akan mencari sumber wangi yang dihirupnya. Bahkan ada jenis wewangian tertentu yang sifatnya afrodisiak (perangsang) alami. Dengannya, wanita akan menjadi terkesan lebih sensual.
Sebenarnya tak usah susah-susah meneliti pun, semua orang juga faham bahwa secara naluri, wewangian memang akan menambah daya tarik wanita, bahkan juga pria. Bukankah kosmetik alias dandanan adalah perpaduan dari unsur rupa, raba dan aroma? Jika ketiganya padu, wanita akan semakin memesona. Sesempurna apapun dandanan wajah bisa runtuh jika setelah mendekat bau yang menyebar tidak sedap.
Tidak salahkan jika isteri mencoba menjadi sosok yang keharuman baunya menjadikan suami selalu berusaha memburunya?
Berdandan dan menggunakan wewangian akan menambah keromantisan dan kebahagiaan. Karenanya, jangan sampai di kamar anda tidak terdapat satupun botol wewangian. Pilih dan belilah wewangian yang menurut anda cocok dan cobalah minta pendapat suami mengenai parfum pilihan anda agar anda dan suami cocok baunya. Jangan sampai menurut anda baunya enak, tapi suami menganggap baunya bikin eneg. Ajak juga suami untuk melakukan hal sama agar seimbang.
Tapi bagaimana jika anda alergi pada parfum? Jawabnya, air adalah parfum anda. Artinya dengan senantiasa menjaga kebersihan diri dan menghilangkan bau, hal itu bisa memberi efek yang kurang lebih sama dengan parfum. Seperti salah satu nasihat Umamah binti al harits pada putrinya yang akan menikah; dan jangan sampai hidungnya membaui bau yang tidak sedap dari tubuhmu, dan ketahuilah putriku, air adalah parfum terbaik yang hilang.” (al Masuliyah fil Islam, DR. Abdullah Qadiri al Ahdal).
Meski berpahala, tapi perlu diingat pula bahwa memakai parfum secara berlebihan juga tidak bagus. Pakailah dalam momen-momen yang memang pas. Perlu diingat juga, pakailah parfum hanya ketika anda mengenakan baju tidur atau baju rumahan, bukan baju yang biasa dipakai keluar. Fungsinya agar jangan sampai baunya masih menempel sedang anda tidak menyadarinya atau terburu-buru memakainya. Dan, jangan berlebihan. Memakai parfum secara berlebihan tidak baik karena kandungan zat kimia sintetis dalam parfum dapat mengganggu kesehatan. Menurut chemistry.org, salah satu situs ilmu kimia, rata-rata parfum menggunakan campuran sintetis yang termasuk kategori racun. Parfum asli yang berbahan dasar tumbuhan lebih sedikit kandungannya, tapi mahal harganya, mencapai ratusan ribu per-botol.
Nah, para isteri yang shalihah, hadits Rasulullah diatas memang wujudnya adalah ungkapan larangan yang keras. Tapi dari sudut pandang ini, anda bisa melihatnya sebagai sebuah nasihat dan tips yang hebat dalam usaha membahagiakan suami, yaitu dengan memanjakan indera penciumannya. Jangan sampai anda seperti ini; pagi hari baunya bukan kasturi tapi khas turu (bau khas orang tidur), siang hari bau keringat, dan malam hari bau bumbu masak yang masih membekas di tangan dan baju. Wah, kasihan suami anda kalau begini. Sayangilah ia seutuhnya, termasuk hidungnya. Wallahua’lam.
0 komentar:
Posting Komentar